Pergantian cuaca dari kemarau dan penghujan dapat  menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Cuaca dan suhu udara yang berubah di musim pancaroba, menyebabkan lingkungan lembap hal ini menyebabkan bakteri dan virus lebih cepat berkembang. Selain itu vektor dan binatang pengganggu lebih cepat untuk berkembang biak.  Vektor dan binatang pengganggu pembawa penyakit contohnya nyamuk, lalat, kecoa, dan tikus. Nyamuk dapat menyebarkan berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah penyakit malaria karena pada musim penghujan akan banyak terdapat genangan air yang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk.(1)  

Sumber : https://img2.beritasatu.com/cache/beritasatu/480×310-3/751472651459.jpg

Malaria menjadi salah satu penyebab utama penyakit dan kematian di penjuru dunia. Sekitar 2.4 miliar manusia berhadapan dengan risiko penyakit ini. Data yang ada sekarang ini, sebanyak 92 negara endemik malaria, yang diantaranya terdapat kantung-kantung penularan malaria di berbagai negara. Terdapat kasus klinis malaria yaitu sebanyak 300-500 juta, dimana lebih dari 90% terjadi di Sub Sahara Afrika. Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis termasuk di Indonesia.(2)

Pada tahun 2019 ditemukan 137 kasus Malaria di Riau, tahun 2020 1.740 kasus, tahun 2021 ditemukan 897 kasus, tahun 2022 ditemukan 1.811 kasus dan tahun 2023 hingga Mei mencapai 317 kasus. Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Riau Zainal Arifin mengatakan, pada tahun 2022 total kasus malaria di Riau mencapai 1.811 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.717 kasus malaria ditemukan di Kabupaten Rohil. Kemudian sisanya tersebar di beberapa kabupaten/kota lainnya. Lebih lanjut dikatakannya, temuan kasus malaria di daerah lainnya tersebut seperti Kuansing empat kasus, Indragiri Hulu satu kasus, Pelalawan dua kasus, Kampar tujuh kasus, Bengkalis tiga kasus, Kepulauan Meranti satu kasus, Pekanbaru 68 kasus dan Dumai delapan kasus.(3)

Tanggal 25 April diperingati sebagai Hari Malaria Sedunia atau World Malaria Day. Hari Malaria Sedunia menyoroti perlunya investasi berkelanjutan untuk pencegahan dan pengendalian malaria. Dikutip dari situs WHO, peringatan Hari Malaria Sedunia 2024 mengusung tema “Accelerating the fight against malaria for a more equitable world” atau “Mempercepat perang melawan malaria untuk dunia yang lebih adil”. Berikut beberapa pesan utama yang ingin disampaikan dalam Hari Malaria Sedunia 2024.(4)

  1. Mengakhiri diskriminasi dan stigma terhadap penyakit malaria dan pengidapnya
  2. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan
  3. Mendekatkan layanan kesehatan dengan tempat masyarakat tinggal dan bekerja melalui layanan kesehatan primer
  4. Mengatasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko malaria.

Pencegahan penyakit malaria dapat melalui Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menghindarkan diri dari gigitan nyamuk di antaranya menggunakan kain kelambu atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang malaria yang menjadikan perhatian karena ternyata masyarakat masih belum memahami perbedaan malaria dengan penyakit tular vector lainnya seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga penanganan yang tepat terhadap penyakit tersebut belum menemui sasaran. Perubahan gaya hidup dan cara-cara rumahan ini dipercaya dapat membantu mencegah malaria :

  1. Menyemprot dinding rumah dengan insektisida dapat membunuh nyamuk dewasa yang masuk ke dalam rumah.
  2. Menjaga rumah tetap bersih, kering, dan higienis.
  3. Tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah.
  4. Menutupi kulit dengan mengenakan pakaian (baju dan celana panjang).

Peningkatan pengetahuan yang berkesinambungan dan peran serta masyarakat dalam menghilangkan tempat perindukan nyamuk penular malaria memegang peranan penting dalam keberhasilan pencegahan dan pengobatan malaria.(5)

DAFTAR PUSTAKA

  1. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/651/ancaman-vektor-penyebab-penyakit-di-musim-pancaroba
  2. Utami, T. P., Hasyim, H., Kaltsum, U., Dwifitri, U., Meriwati, Y., Yuniwarti, Y., … & Zulaiha, Z. (2022). Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Malaria di Indonesia: Literature Review: Risk Factors Causing Malaria in Indonesia: Literature Review. Jurnal Surya Medika (JSM)7(2), 96-107.
  3. https://www.riau.go.id/home/content/2023/06/18/16992-kadiskes-riau-sebut-95-persen-kasus-malaria-ditemukan-di
  4. https://news.detik.com/berita/d-7308570/hari-malaria-sedunia-25-april-2024-tema-hingga-pesan-utama
  5. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1329/malaria
Ancaman Malaria di Musim Pancaroba
Open chat
Butuh Bantuan ?
Hello 👋
Apa Yang Bisa Kami Bantu ?